PASCA
PANEN TEH
Teh diperoleh dari hasil pengolahan daun teh
( Camelia sinensis) dari famili Tehaceae. Tanaman ini diperkirakan
berasal dari pegunungan Himalaya dan daerah daerah pegunungan yang berbatasan
dengan Republik Rakyat Cina, India dan Birma, Tanaman teh tumbuh subur di
daerah tropis dan sub tropis asalkan mendapat cukup sinar matahari dan hujan
sepanjang tahun. Di Indonesia tanaman teh telah di tanam Sejas penjajahan
Belanda, dan umumnya ditanam di daerah dataran tinggi seperti Puncak di Bogor,
Cipanas di sekitar Bandung, dan daerah Purwosari di Malang.
Tanaman teh umumnya mulai dipetik daunnya
secara terus menerus setelah umur 5 tahun dan dapat memberi hasil daun teh
cukup besar selama kurang lebih 40 tahun. Di Indonesia perkebunan teh banyak
ditemukan di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara dan
Sumatera Selatan. Hasil teh diperoleh dari daun-daun pucuk tanaman yang dipetik
setiap selang 7 hari .
Daun teh diolah menjadi minuman segar sejak
berabad lalu, dan menjadi minuman kehormatan bagi para kaisar di China, Jepang
bahkan kaum bangsawan Eropa. Minuman teh memiliki aroma yang menyegarkan, rasa
yang khas dan sedikit kandungan caffein yang diyakini dapat menghilangkan
kelelahan.
Pada umumnya teh dikelompokkan dalam tiga golongan
yakni (1) teh hitam (fermented tea) atau teh yang difermentasi pada saat
pengolahannya, (2) teh hijau (green tea) yakni teh yang tidak
difermentasikan saat proses pengolahannya dan teh oolong (semi
fermented) yakni teh yang tidak difermentasikan secara sempurna saat
pengolahannya. Dalam pengolahan teh, biasanya digunakan pula aroma-aroma lain
yang disukai konsumen, seperti bunga melati atau aroma buah-buahan yang saat
ini banyak digunakan untuk menambah cita rasa teh segar.
Di masyarakat, teh hitam lebih luas digunakan
dibandingkan teh hijau atau teh oolong. Dari segi mutu teh hitam dapat dibagai
dalam tiga golongan yakni :
- teh daun (leaf tea) : adalah teh yang dibuat dari daun pucuk
dan dua daun pertama. Terdapat the pekoe yakni teh yang dibuat daun ke 3
dan 4 sedangkan the pekoe seuchong adalah teh yang dibuat dari daun ke
4-7. Teh kualitas utama adalah teh yang dibuat dari daun pucuk, daun
pertama dan kedua.
- teh remuk : adalah teh yang dibuat dari remahan daun, baik pucuk
hingga daun ke-7.
- teh bubuk.
Kualitas teh kering dinilai dengan cara melihat kenampakan
visualnya, warnanya, kerataannya, contoh air seduhannya, warna dan aroma ampas
seduhannya. Teh mengandung unsur-unsur seperti kafein,
tannin dan minyak essensial. Kafein memberikan rasa segar pada konsumen yang
mendorong kerja jantung. Tannin memberikan rasa yang khas pada teh dan minyak
esensial memberikan aroma yang disukai masyarakat.
Di Indonesia terdapat beberapa perkebunan
teh, yang mensuplai kebutuhan teh lokal dan juga mengekspornya ke berbagai
negara. Komposisi kimia teh sebagai penentu kualitas teh yang diproduksi oleh
suatu pabrik dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen. Faktor eksogen yang
tidak bisa dikendalikan produsen antara lain adalah iklim, kesuburan tanah,
kemiringan dan tinggi lokasi di atas permukaan air laut. Sedangkan
faktor-faktor endogen yang berpengaruh antara lain adalah kualitas bibit,
kontrol atas penyakit, cara-cara pemetikan cara-cara pengangkutan dan
pengolahannya.
Secara umum proses produksi teh meliputi langkah-langkah
sebagai berikut :
- Produksi teh hijau
Daun-daun teh yang masih
segar dilayukan diatas drum yang dipanaskan dengan api selama kira-kira 1 jam
sehingga menjadi layu. Setelah dilayukan, teh didinginkan sambil menunggu
persiapan bahan campuran (misalnya melati untuk menimbulkan aroma yang wangi).
Teh dicampur dengan bunga melati ditambah sedikit air. Kemudian teh diayak
dengan ayakan untuk memisahkan teh yang berkualitas baik dengan yang tidak.
Teh yang sudah disortir
dihamparkan di atas lantai dan diberi karung diatasnya agar aroma melatinya
tercampur.Keesokan harinya teh dimasak kembali di atas tungku selama 13-16 jam.
Selanjutnya dilakukan pengemasan sebelum teh dipasarkan. Dalam produksi teh
hijau tidak dilakukan proses whitering dan fermentasi. Proses pemanasan
diawal pembuatan teh hijau bertujuan untuk menginakivasi enzim yang
mengakibatkan penurunan tannin, chlorophyll, vitamin C dan asam organik. Oleh
karenanya teh hijau memiliki warna yang cerah dengan aroma yang tajam dan rasa
yang pahit.
- Poses produksi teh
hitam
- Proses pemeliharaan
pucuk basah
Daun teh dari
perkebunan, dijaga kadar airnya sampai di pabrik agar dapat menghasilkan mutu
teh yang berkualias tinggi.
- Proses pelayuan
Teh dilayukan selama
14-18 jam secara merata, dan dibalik setiap 6 jam sekali. Pelayuan akan
menurunkan kadar air daun hingga 55-65%
- Proses penggilingan
Daun
teh digiling agar memar sehingga daun akan menggulung.
4.
Proses fermentasi
Daun
teh yang telah digulung dimasukkan dalam ruang fermentasi dan disimpan dalam
rak-rak khusus selama 45 menit- 4 jam sejak mulai daun digiling. Kelembaban
udara yang diperlukan adalah 98% dan suhu ruangan adalah 22OC.
Tujuan fermentasi adalah agar aroma, rasa dan warna teh menjadi lebih baik.
Selama proses ini enzym phenoloksidase yang berada pada jeringan epidermis akan
terdistribusi merata. Enzym ini akan membantu mempercepat proses oksidasi
phenol yang akan mengakibatkan warna daun menjadi kehitaman.
- Proses pengeringan
Teh
dikeringkan dalam suatu alat pengering. Tujuannya adalah untuk menghentikan
proses fermentasi pada mutu optimal dan membatasi kadar air teh kering agar
tahan lama. Kadar air yang dikehendaki untuk teh kering adalah 2-3%.
- Proses sortasi.
Sortasi dilakukan berdasarkan tingkat kualitas teh yang dihasilkan
selama pengolahan dengan memperhatikan warna, rasa, aroma, dan keutuhan daun.
- Proses pengemasan
Teh dikemas dengan
alumunium foil, kertas atau pada skala bessar dikemas dengan menggunakan
peti-peti khusus dan siap dikirimkan kepada pengecer atau untuk diekspor ke
luar negeri.
Prospek industri teh masa depan cukup potensial, mengingat
meningkatnya kecenderungan konsumsi teh di seluruh dunia. Berbeda dengan kopi
yang cenderung dianggap berbahaya, minuman teh diyakini sebagai pencegah
serangan jantung, mengendalikan kadar asam urat darah dan menyegarkan
konsumennya
Tabel 2. Komposisi
kimiawi daun teh segar dan terfermentasi (% berat kering)
No
|
Kandungan bahan
|
Teh segar
|
Teh hitam
|
1
|
Senyawa fenol
|
30
|
5
|
2
|
Protein
|
15
|
15
|
3
|
Asam amino
|
4
|
4
|
4
|
Caffeine
|
4
|
4
|
5
|
Serat kasar
|
26
|
26
|
6
|
Lipid
|
7
|
7
|
7
|
Pigmen
|
2
|
2
|
8
|
Senyawa-senyawa
volatile
|
0,1
|
0,1
|
9
|
Mineral
|
5
|
5
|
Sumber : Food Chemistry