A.Latar
Belakang
Mentimun
(Cucumis sativus L.) diklasifikasikan sebagai tanaman berumah satu, dimana
bunga jantan danbetina terdapat dalam satu tanaman.Mentimun memiliki beberapa
fase perkembangan.Fase pertama adalah fase vegetatif dan fase dimana hanya
bunga jantan yang muncul.Fase selanjutnya adalah kondisi dimana bunga jantan
dan betina muncul secara bersamaan.Fase terakhir adalah fase dimana bunga
betina gagal untuk berkembang. Buah hanya terbentuk dari fase saat bunga jantan
dan betina muncul secara bersamaan (Hossain, et al. , 2002).
Berdasarkan
data FAO (2008) menunjukan bahwa produktivitas mentimun (ton/ha) di Indonesia
bergerak secara fluktuatif.Berturut-turut produksi mentimun (ton/ha) pada tahun
2003 sampai 2006 adalah 9.86, 9.48, 10.4, 10.4. Berturut-turut ekspor mentimun
dari tahun 2002 sampai 2006 adalah 527.972, 292.490, 121.810, 63.336,dan
229.532 (Deparemen Perdagangan, 2008). Hal ini kemungkinan disebabkan masih
kurang intensif dan efisiennya budidaya mentimun yang dilakukan serta adanya
serangan hama dan penyakit. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah
dengan menggunakan teknologi hidroponik dalam budidaya mentimun.
B.Hidroponik
mentimun
Hidroponik mentimun adalah: teknik bercocok tanam/budidaya mentimun tanpa
menggunakan tanah sebagai media tanamnya.
Prinsip
budidaya tanaman secara hidroponik adalah memberikan / menyediakan nutrisi yang
diperlukan tanaman dalam bentuk larutan dengan cara disiramkan, diteteskan,
dialirkan atau disemprotkan pada media tumbuh tanaman.
Prinsip-prinsip
dasar hidroponik dapat diterapkan dalam macam-macam cara, yang dapat
disesuaikan dengan persyaratan finansial maupun keterbatasan ruang.
C.Metode:
Metode
Substrat budidaya mentimun
Yaitu
menumbuhkan tanaman mentimun dalam media padat (bukan tanah),dan media yang
digunakan adalah arang sekam.
D.Alasan
penerapan hidroponik untuk budidaya mentimun ini adalah :
Ø
Hasil dan kualitas tanaman mentimun lebih tinggi
Ø
Resiko hama dan penyakit berkurang
Ø
Penggunaan air dan pupuk lebih hemat
Ø
Dapat untuk mengatasi masalah tanah
Ø
Dapat untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan
Ø
Keberhasilan tanaman mentimun untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin
Ø
Dapat dilakukan dimana saja tidak terrgantung sifat fisik dan kimia tanah, dan
dapat dilakukan pada lahan yang sempit ataupun gersang.
Ø
Produktivitas tanaman lebih tinggi serta lebih kontinu
Ø
Perawatan terhadap gangguan hama dan penyakit lebih terkontrol serta lebih
praktis
Ø
Pertumbuhan tanaman mentimun lebih cepat
Ø
Kualitas hasil lebih baik (bersih & tidak rusak)
Ø
Penggunaan pupuk lebih hemat (efisien)
Ø
Efisiensi tenaga kasar(misalnya mencangkul membajak, dan lainlain)
Ø
Beberapa jenis tanaman dapat ditanam diluar musimnya.
Ø
Tidak ada risiko kebanjiran, erosi, kekeringan atau ketergantungan pada konidsi
alam
Ø
Harga jual relatif lebih tinggi
E.Benih
mentimun
Untuk
sumber bibit mentimun yang berasal dari benih mentimun maka harus disemaikan terlebih
dahulu. Umumnya benih tanaman yang relatif lebih besar dapat
ditanam
secara langsung pada wadah yang telah disiapkan, akan tetapi benih mentimun ini
mempunyai ukuran yang kecil maka harus disemai terlebih dahulu baru
dilakukan
pindah tanam.
Yang
harus diperhatikan dari penggunaan sumber bahan tanam dari benih ini adalah
bahwa setiap benih memerlukan kebutuhan-kebutuhan khusus yang berbeda.
Benih-benih
ini dapat dikecambahkan pada bak kecambah atau wadah
lainnya.
F.
Pindah tanam
Sebelum
dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan persiapan media tanam, yaitu dengan
mengisikan media tanam ke polybag.
Terlebih
dahulu siapkan wadah tempat pertanaman yang besar kecilnya disesuaikan
dengan tanaman mentimun yang akan dibudidayakan.
Sebaiknya
pengisian dilakukan di dekat lokasi penanaman di dalam green house agar
sterilitas media tetap terjaga.
Tanda
awal dari bibit mentimun dapat dipindahtanamkan adalah telah kelihatan 2 daun
lembaga pada bibit yang telah berkembang sempurna. Jangan memegang bibit
mentimun pada batangnya, karena batang itu sangat rapuh bahkan kalau
dilakukan dengan hati-hati tetap dapat merusaknya secara fatal. Juga tidak
dibenarkan memegang semaian pada akarnya.Jika tanaman pada awalnya kita
bibitkan terlebih dahulu pada media tanah, maka sebelum ditanam dengan sistem
hidroponik terlebih dahulu akarnya dibersihkan dari tanah dan kotoran yang
menempel.
G.Penyiraman
Penyiraman
dilakukan secara kontinu, dengan indikator apabila media tumbuh dipegang dengan
tangan terasa kering.Meida tanam hidroponik bersifat kering sehingga penyiraman
tanaman jangan sampai terlambat. Jenis dan cara penyiraman adalah sebagai
berikut:
1.Penyiraman
manual
Penyiraman
dilakukan dengan handsprayer, gembor/emprat atau gayung.
Cara
penyiramannya adalah sebagai berikut :
Pada
masa persemaian
Cara
penyiraman untuk benih berukuran kecil cukup dengan handsprayer 4-5 kali
sehari untuk menjaga kelembaban media. Untuk benih berukuran besar
digunakan gembor/emprat berlubang halus atau tree sprayer.
Pada
masa pembibitan
Penyiraman
dilakukan dengan gembor dilakukan sebanyak 5-6 kali sehari dan ditambahkan
larutan encer hara.
Pada
masa pertumbuhan dan produksi
Penyiraman
dilakukan dengan memeberikan 1.5-2.5 l larutan encer hara setiap harinya.
2.Penyiraman
otomatis
Penyiraman dapat dilakukan dengan Sprinkle Irrigation System dan Drip
Irrigation System, yaitu sistem penyiraman semprot dan tetes .Sumber tenaga
berasal dari pompa.
H.Perawatan
Tanaman.
Perawatan yang terpenting dari metode penanaman secara hidroponik ini adalah
penggantian
air dan pengecekkan pH secara teratur.
Perawatan
tanaman yang perlu dilakukan antara lain adalah :
Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang yang tidak dikehendaki, tunas air,
atau cabang yang terkena serangan penyakit. Pemangkasan dilakukan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.Misal pada tomat recento hanya
dipelihara satu batang utama untuk produksi.
Pengikatan
Tanaman
yang telah berada di wadah tanam selama 7 hari memerlukan penopang agar dapat berdiri
tegak sehingga tanaman dapat tumbuh rapi dan teratur. Penopang tersebut
diberikan dengan cara mengikat tanaman dengan tali (benang rami).
Penjarangan
bunga (pada sayuran buah)
Penjarangan bunga perlu dilakukan agar pertumbuhan buah sama besar. Namun hasil
penelitian penjarangan bunga pada ketimun Gherkin tidak menunjukkan hasil yang
berbeda dengan perlakuan tanpa penjarangan bunga.
Pengendalian
hama dan penyakit dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan
pestisida.
I.Pemupukan
Sewaktu
pemberian hara pada tanaman mentimun maka pH juga perlu diperhatikan pH yang
terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat menghambat pertumbuhan tanaman.Jumlah
dan konsentrasi pupuk yang ditambahkan dipengaruhi oleh jenis dan fase
pertumbuhan tanaman. Konsentrasi hara yang terlalu tinggi akan berakibat pada
rusaknya perakaran tanaman.
Panen
dan Pasca panen
a.Pemanenan
Dalam pemanenan perlu diperhatikan cara pengambilan buah/ hasil panen agar
diperoleh mutu yang baik, misalnya dengan menggunakan alat bantu pisau atau
gunting panen. Cara panen yang benar dan hati-hati akan mencegah kerusakan
tanaman yang dapat mengganggu produksi berikutnya.
b.Penanganan
pasca panen
Pemasaran
produk hasil budidaya hidroponik sangat dipengaruhi oleh perlakuan pasca
panen.Standar harga penjualan produksi tergantung dari menarik atau tidaknya
produk yang dihasilkan, terutama dilihat dari penampilan produk (bentuk, warna,
dan ukuran).Perlakuan pasca panen sangat penting karena kualitas produk tidak
semata-mata dari hasil produksi saja, melainkan sangat tegantung dan ditentukan
oleh penanganan pasca panen, kemasan, sistem penyusunan, metode pengangkutam
maupun selektivitas produk.Kerusakan produk dapat dikurangai dengan penanganan
pasca panen yang tepat sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah pada
produk yang dijual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar